Banjir Rob Rendam Tiga Desa di Kandanghaur, 1.215 Rumah dan 7.786 Warga Terdampak

Oplus_131072

Banjir Rob Rendam Tiga Desa di Kandanghaur, 1.215 Rumah dan 7.786 Warga Terdampak

Buletin News.id

INDRAMAYU ||  Banjir rob kembali menerjang wilayah pesisir Kabupaten Indramayu. Sebanyak 1.215 rumah dan 7.786 jiwa terdampak akibat air pasang laut yang merendam tiga desa di Kecamatan Kandanghaur, Selasa (7/10/2025). Ironisnya, bencana ini terjadi bertepatan dengan Hari Jadi Kabupaten Indramayu ke-498.

Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu, air pasang tinggi mulai melanda wilayah pesisir utara sejak beberapa hari terakhir. Puncaknya terjadi pada Selasa pagi sekitar pukul 08.30 WIB, ketika gelombang laut menerabas ke permukiman warga.

Sebanyak 1.215 rumah dan 7.786 jiwa terdampak akibat air pasang laut yang merendam tiga desa di Kecamatan Kandanghaur

Tiga desa yang terdampak paling parah yakni Eretan Wetan, Eretan Kulon, dan Kertawinangun. Ketinggian air di lokasi bervariasi antara 30 sentimeter hingga 1 meter, merendam rumah-rumah warga, jalan, serta fasilitas umum.

“Air pasang terlihat naik sejak pagi dan masuk ke permukiman. Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa. Kami bersama aparat desa sudah menyiapkan posko pengungsian,” ujar Wamimuddin, petugas Tagana BPBD Indramayu, saat dikonfirmasi di lokasi.

Akibat banjir rob tersebut, aktivitas masyarakat lumpuh total. Akses menuju jalan raya utama terputus karena genangan tinggi, sementara kegiatan ekonomi masyarakat pesisir ikut terhenti.

BPBD Indramayu mencatat rincian dampak banjir rob di tiga desa sebagai berikut:

1. Desa Eretan Wetan

1.123 rumah terendam

1.232 KK terdampak

4.197 jiwa

2. Desa Eretan Kulon

920 rumah terendam

1.098 KK terdampak

3.002 jiwa

3. Desa Kertawinangun

172 rumah terendam

194 KK terdampak

586 jiwa

BPBD bersama aparat TNI, Polri, dan relawan kebencanaan kini terus melakukan pemantauan kondisi air pasang serta pendataan kerugian di lapangan. Warga diminta tetap waspada terhadap potensi rob susulan mengingat cuaca laut di pesisir utara Jawa masih dalam kondisi tidak stabil.

(Kosim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *