Festipal Film ICMI Bogor: Mengukir Prestasi di Tengah Tantangan Produksi
Bogor – Festipal Film yang diselenggarakan oleh ICMI Bogor pada pertengahan Februari 2025 berhasil menarik perhatian banyak insan perfilman tanah air. Festival ini tidak hanya menjadi ajang unjuk karya bagi para seniman, tetapi juga wadah kolaborasi dan inovasi, terutama dalam menghadirkan film-film dengan pesan edukatif dan inspiratif.
Hadir dalam acara tersebut Walikota Bogor Wakil dari Mendagri
Ketum ICMI Indonesia dan tamu undangan
Keikutsertaan FKPBN dalam Kompetisi
Salah satu organisasi yang aktif berkiprah di dunia perfilman adalah Porum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara (FKPBN). Dalam ajang ini, FKPBN menampilkan dua judul film hasil produksi dari PKPBN Pusat dan Priangan Timur. Salah satu film tersebut, yang kemudian dikenal dengan judul “Jilbab Luntur”, berhasil mencuri perhatian juri dan publik dengan meraih nominasi juara dua di kategori umum.
Sinopsis “Jilbab Luntur”
“Jilbab Luntur” mengisahkan tentang seorang anak dengan latar belakang ekonomi yang sederhana namun memiliki keimanan yang mendalam. Film ini menghadirkan karakter Surti, yang diperankan dengan penuh penghayatan oleh Selvi, aktris asal Kawali, Kabupaten Ciamis. Kisah perjuangan Surti dalam menghadapi segala keterbatasan dan aturan sosial di sekitarnya, sekaligus menegaskan bahwa keterbatasan ekonomi tidak menjadi penghalang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, berhasil menyentuh hati penonton.
Di Balik Layar Produksi
Sutradara Bangun Cahyo, sosok yang sudah dikenal berkat karya-karya edukatifnya, mengemas “Jilbab Luntur” dengan sentuhan emosional yang kuat. Menurut Ambu Sonia, ketua FKPBN sekaligus produser film, syuting awalnya direncanakan akan dilakukan di Cibodas, Puncak Bogor. Namun, karena kendala teknis, lokasi syuting dipindahkan ke Tasikmalaya, tepatnya di Urug Kapung, Salapan. Meskipun harus beradaptasi dengan perubahan lokasi, tim produksi berhasil mempertahankan kualitas film dan menghasilkan karya yang layak bersaing dengan ratusan film lainnya.
Tantangan Teknis dan Pembelajaran untuk Ke Depan
Di luar kendala lokasi, panitia juga menghadapi masalah teknis pada sistem pendaftaran online. Ujang Azan, salah satu peserta, mengalami error dalam proses pendaftaran yang mengakibatkan keterlambatan administrasi. Pihak penyelenggara mengakui bahwa masalah ini menjadi pelajaran berharga untuk ke depannya, sehingga manajemen pendaftaran online perlu ditingkatkan, mungkin dengan penerapan sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) guna menghindari kesalahan serupa.
Antusiasme dan Pengakuan Para Pelaku Karya
Dalam kesempatan wawancara, Selvi yang juga pernah berperan sebagai Ujang Azan mengungkapkan rasa bangganya atas pengalaman pertama berakting di depan kamera. Meskipun tantangan yang dihadapi tidak mudah, arahan dan bimbingan sutradara Bangun Cahyo dianggap sangat membantu dalam menyampaikan karakter yang diharapkan. Respons positif yang diterima “Jilbab Luntur” di Festipal Film semakin menegaskan bahwa kolaborasi, kerja keras, dan inovasi merupakan kunci sukses dalam dunia perfilman.
Momen Pengumuman Pemenang
Puncak acara Festipal Film terjadi pada hari Minggu, 16 Maret 2025, saat pengumuman pemenang dilakukan secara langsung di Mall Batani Square, Bogor pada pukul 11.00 WIB. Momen tersebut disaksikan langsung oleh Pupuhu PKPBN, yang juga berperan sebagai produser film “Jilbab Luntur” dan sutradara Bangun Cahyo. Keberhasilan film ini dalam meraih posisi kedua menjadi bukti bahwa karya kreatif Indonesia mampu bersaing di kancah nasional, bahkan internasional.
Harapan dan Semangat Berkarya
Kejayaan “Jilbab Luntur” di Festipal Felem ICMI Bogor merupakan bukti nyata bahwa keberanian untuk mengangkat cerita-cerita sederhana dengan nilai keimanan dan kemanusiaan dapat menghasilkan karya yang menginspirasi. Di balik segala tantangan produksi dan kendala teknis, semangat untuk terus berkarya dan belajar menjadi motivasi bagi seluruh insan perfilman. Dengan fondasi yang kuat dan inovasi yang terus dikembangkan, diharapkan film-film Indonesia semakin bersinar dan membawa harum nama bangsa di mata dunia.
(Lili/*)