Gong Perdamaian Dunia, Milangkala Ke 16, Berkaitan dengan Sejarah Galuh
BuletinNews.id
Ciamis, – Peringatan Milangkala Gong Perdamaian Dunia ULPke-16 berlangsung di Situs Ciung Wanara, Karangkamulyan, Kabupaten Ciamis.
Mengusung tema “Kebersamaan Menabuh Harmoni, Perdamaian Menyatukan Hati”, acara ini menjadi momentum refleksi penting
Pemerintah daerah menegaskan kembali makna persaudaraan dan nilai luhur Galuh yang diwariskan sejak abad ke-8.
Hadir dalam acara tersebut Bupati Ciamis Herdiat Sunarya, penggagas Gong Perdamaian Abah Anton Mantan Kapolda Jabar
Kehadiran lintas unsur pemerintahan dan mas buatyarakat menegaskan bahwa semangat damai dapat menyatukan berbagai perbedaan.
Gong Perdamaian ini bukan untuk disembah, melainkan simbol persatuan dan we pengingat sejarah agar tragedi kemanusiaan tidak terulang kembali,” ujar Benny. Selasa, (09/09/2025).
10 Perjanjian Damai Galuh Tahun 739 Masehi
Bupati Ciamis menekankan bahwa Gong Perdamaian buxkan sekadar monumen, tetapi berkaitan erat dengan sejarah Galuh.
Ia mengingatkan kembali 10 Perjanjian Damai Galuh tahun 739 M, sebuah kesepakatan leluhur yang mengajarkan harmoni.
Isi perjanjian itu antara lain Mawasana Panyatrawanan (menyudahi permusuhan), Atuntunan Tangan (bekerjasama), Paras Paropakara (saling membantu), Mitra Samaya (menepati janji), Paribhaksa (tidak balas dendam), hingga Maryada Sakengsi Tutu
“Alasan menempatkan gong di Karangkamulyan karena tempat ini cikal bakal perdamaian masa Kerajaan Galuh,” kata Dian Kusdiana, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis.
Edukasi Generasi Muda
Unsur penting lain dari peringatan tahun ini adalah keterlibatan ratusan pelajar.
Pemerintah ingin agar generasi muda mengenal dan menginternalisasi nilai damai sejak dini.
“Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi ajakan untuk menumbuhkan kesadaran bersama akan pentingnya hidup rukun dan damai,” tegas Herdiat
Warisan Galuh dan 10 Perjanjian Damai Abad ke-8
Peringatan ke-16 di Situs Karangkamulyan Pertegas Kejayaan Sunda Galuh Berdasarkan Welas Asih
10 Perjanjian Damai, Warisan Sejak Abad ke 8 Ciri Pasti Galuh
10 Perjanjian Damai, Warisan Sejak Abad ke 8 Ciri Pasti Galuh
“Kalau sepuluh perdamaian Galuh ini benar-benar dijalankan, bukan hanya Ciamis, tetapi dunia pun akan terasa damai,” kata Anton yang disambut tepuk tangan hadirin
Edukasi Generasi Muda
Unsur penting lain dari peringatan tahun ini adalah keterlibatan ratusan pelajar.
Pemerintah ingin agar generasi muda mengenal dan menginternalisasi nilai damai sejak dini.
“Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi ajakan untuk menumbuhkan kesadaran bersama akan pentingnya hidup rukun dan damai,” tegas Herdiat.
Polres Ciamis menurunkan 73 personel untuk mengamankan acara.
Kapolres AKBP Hidayatullah memastikan seluruh prosesi berjalan tertib.
Dukungan aparat keamanan menegaskan bahwa nilai damai tidak cukup sebatas obrolan.
Namun, harus selalu terjaga dalam praktik kehidupan sehari-hari.
Refleksi Perdamaian dari Galuh untuk Dunia
Peringatan Milangkala Gong Perdamaian Dunia ke-16 menegaskan kembali pesan sederhana namun mendalam: Ciamis bukan hanya pusat budaya, tetapi juga pusat pesan damai bagi dunia.
Gong ini menjadi pengingat bahwa sejarah Galuh berakar pada kasih sayang, bukan konflik.
“Budaya Galuh adalah saling mengasihi dan tolong-menolong,” tegas Herdiat.
Ia berencana menyiapkan prasasti bertuliskan “Galuh Cinta Damai” sebagai pengikat komitmen itu.
Dengan semangat warisan leluhur, Ciamis menabuh gong bukan hanya untuk seremoni, melainkan untuk mengirimkan pesan ke seluruh dunia: perdamaian adalah warisan lintas generasi.
(Yana)