PUK SP LEM SPSI UNINDO Perkuat Hubungan Industrial dengan Manajemen UNINDO

PUK SP LEM SPSI UNINDO Perkuat Hubungan Industrial dengan Manajemen UNINDO

BuletinNews.id

Bogor,— Dalam upaya memperkuat hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan, Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin (SP LEM SPSI) UNINDO bersama Manajemen UNINDO menggelar kegiatan konsolidasi di Halimun Hill Resort, Bogor.

Acara ini dihadiri oleh jajaran manajemen puncak UNINDO serta pengurus dan anggota SP LEM SPSI UNINDO. Konsolidasi ini bertujuan membangun sinergi positif antara pekerja dan manajemen sebagai pilar penting dalam menciptakan stabilitas perusahaan dan peningkatan kesejahteraan pekerja.

Dalam sambutannya, Ketua Serikat Pekerja UNINDO, Boy Junafiah, yang didampingi oleh jajaran pengurus — Didit K (Sekretaris 1), Agus ES (Sekretaris 2), Yusuf Rama (Bendahara 1), Didi (Bendahara 2), Basirun (Wakil Ketua 1), dan Rudi F (Wakil Ketua 2) — menegaskan pentingnya hubungan industrial yang sehat dan konstruktif.

“Hubungan industrial yang harmonis merupakan kunci tercapainya kesejahteraan anggota beserta keluarganya, tanpa mengesampingkan kepentingan perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luas,” ujar Boy Junafiah.

Dari pihak manajemen, hadir sejumlah tokoh penting, antara lain Aziz Setiawan, Emir Muhaimin, Afid G (Senior Manager), Arroya Triannisa (HR Manager), Nandang Gunawan (Manager Project Management HVS), dan Hario Brahmi Arso (Manager Project Management UTR).

Aziz Setiawan, selaku Direktur UNINDO, menyampaikan bahwa perusahaan harus memiliki visi besar dalam meraih pasar global.

“Kita harus mampu menembus pasar, tidak hanya di kawasan Asia Pasifik, tapi juga ke tingkat global,” tegasnya.

Senada dengan hal tersebut, Emir Muhaimin menekankan pentingnya keselarasan antara tujuan bersama dan kepentingan individu.

“Perusahaan akan kuat jika semua pihak mengutamakan tujuan kolektif dibandingkan ego sektoral,” jelas Emir.

Sementara itu, HR Manager Arroya Triannisa mengingatkan pentingnya kesiapan menghadapi dinamika ketenagakerjaan.

“Situasi ketenagakerjaan terus berubah. Kita semua, baik manajemen maupun pekerja, harus adaptif dan responsif terhadap perubahan tersebut,” ujarnya.

Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk mempererat kerja sama antara serikat pekerja dan manajemen demi menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan produktif. Diharapkan, sinergi ini terus terjaga dan menjadi model hubungan industrial yang ideal di sektor industri manufaktur Indonesia.

(TN/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *