Sedekah Bumi: Tradisi Penyambutan Musim Tanam di Kabupaten Indramayu
BuletinNews.id
Indramayu – Awal Desember 2024 menjadi momen yang dinantikan oleh para petani di Kabupaten Indramayu. Musim hujan yang mulai turun menandakan dimulainya musim tanam padi pada periode penghujan atau dikenal dengan musim tanam rendeng. Aliran air yang melimpah dari saluran irigasi menjadi pertanda kesiapan lahan untuk digarap. Namun, sebelum memulai aktivitas bercocok tanam, para petani di wilayah ini memiliki tradisi khas yang selalu dilestarikan, yaitu Sedekah Bumi.
Hadir dalam acara tersebut Camat, Lohbener, Kuwu Legok, karang taruna tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh seni dan sejumlah tamu undangan.
![](https://i0.wp.com/buletinnews.id/wp-content/uploads/2024/12/IMG_20241212_202523.jpg?resize=491%2C762&ssl=1)
Dalam kesempatannya Kuwu Arih Jaharih menyampaikan bahwa sedekah ini selalu di adakan setiap musim hujan.
“Dengan mengucapkan syukur kepada Alloh SWT, agar di tiap musim tanam membawa keberkahan serta hasil panen yang melimpah,” tuturnya.
Sedekah Bumi adalah sebuah upacara adat yang dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah. Selain itu, tradisi ini juga menjadi doa bersama agar bumi tetap terjaga dari bencana, termasuk serangan hama yang kerap mengancam hasil panen. Abdul Rohman, seorang tokoh masyarakat Desa Legok, Kecamatan Lohbener, menjelaskan bahwa tradisi ini melibatkan berbagai unsur masyarakat, mulai dari petani, tokoh masyarakat, aparatur desa, hingga pemuda setempat.
“Sedekah Bumi adalah wujud rasa syukur kami kepada Tuhan. Masyarakat yang mengikuti upacara ini biasanya membawa makanan siap santap seperti tumpeng, bekakak ayam, buah-buahan, dan air minum, yang semuanya dikemas dalam wadah anyaman bambu,” ujar Abdul Rohman pada Rabu (11/12/2024).
Acara dimulai dengan arak-arakan yang melibatkan seluruh peserta. Mereka berkumpul di salah satu titik desa, seperti Blok Kedung yang dipimpin oleh mantan Kuwu H. Nutadi, S.H. Dari sana, rombongan berjalan bersama-sama mengelilingi kampung dengan membawa sajian khas mereka. Arak-arakan ini kerap diiringi dengan pertunjukan kesenian lokal seperti seni sandiwara Candra Sari yang berasal dari Desa Legok, menambah semarak suasana.
Tradisi ini bukan hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga menjadi sarana mempererat hubungan antarwarga. Masyarakat bersatu dalam semangat gotong royong dan berbagi harapan untuk masa depan yang lebih baik. Sedekah Bumi tak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
Dengan terus melestarikan tradisi ini, masyarakat Indramayu membuktikan bahwa kearifan lokal memiliki peran besar dalam kehidupan sehari-hari, terutama di sektor agraris yang menjadi tulang punggung perekonomian mereka. Semoga musim tanam rendeng kali ini membawa hasil panen yang melimpah dan berkah bagi semua.
(Ucok/*)